Donderdag 04 April 2013

Halal Bi Halal Aremania Se Kaltim

Aremania memang tersebar dimana-mana. Tidak terkecuali di Bhumi Borneo, bahkan Aremania yang ada di Kalimantan ini tidak di dominasi warga Malang Raya saja, terbukti pada saat acara Halal Bi Halal banyak juga yang berasal dari kota2 yang ada di Jawa timur. Ada juga yang berasal dari kota2 yang ada di Kalimantan Timur, termasuk Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta dan bahkan ada juga yg berasal dari Sulawesi

Tanggal 18 September 2011 masih dalam suasana lebaran, untuk mempererat tali persaudaraan diantara Aremania maka Aremania di seluruh Kaltim mengadakan Halal Bi Halal, yang kebetulan nawak2 dari kota Sangatta di percaya sebagai tuan rumah.



Pada Halal Bi Halal yang pertama kali ini di hadiri lebih dari 300 Perwakilan Aremania di seluruh Kaltim antara lain dari Aremania Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Bontang, Muara Wahau, Bengalon, Tarakan dan kota2 lain di Kaltim.

Diawali kedatangan Aremania Balikpapan yg di jemput Koordinator Aremania Sangatta Sam Arie bersama nawak2 Aremania Sangatta di pintu Gerbang Kota Sangatta. Kami tidak langsung menuju tempat acara, tapi menunggu kedatangan nawak2 dari Bontang, Samarinda, Muara Badak, Tenggarong dan kota2 lainnya yang selanjutnya kita menuju ke tempat acara sambil konvoi. (mboois pokok_e konvoine yo di kawal silup barang ker)

Jalannya Acara Halal Bi Halal sangat meriah di awali dengan sambutan dari ketua Panitia sekaligus tuan Rumah Sam Sugeng yang intinya mengucapkan rasa terima kasih atas partisipasi nawak2 Aremania Borneo, selanjutnya sambutan dari Ketua Paguyuban Arema Sangatta.

Kata Sambutan yang di awali dengan nyanyian lagu2 yel2 Arema di sampaikan koordinator Aremania Balikpapan sam Alie, tidak ketinggalan perwakilan Aremania Samarinda juga menyampaikan kata sambutannya yang di wakili sam Heri yg lebih di kenal nawak2 sebagai Ebes_e sekaligus Penasihat Aremania Borneo (di fb terkenal dgn Arema Kaltim), selanjutnya Perwakilan Aremania Bontang sam Jek, Bengalon dan lainya. Isi sambutan intinya mengajak kita semua untuk saling menjaga nama baik Arema dan Aremania dan juga untuk mengajak kita untuk lebih mengedepankan persaudaraan di antara Aremania dan Supporter lain yang ada di Kaltim Khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Tidak lupa pada acara Halal Bi Halal ini juga di adakan potong tumpeng yang di lakukan secara bersama-sama oleh perwakilan Aremania yg di iringi lagu Salam Satu Jiwa. Dan selanjutnya acara makan siang dan ramah tamah khas Aremania ( nakam2, guyon, salam2man, foto2, mgodew barang kanggo sing bujangan)

Harapan dari nawak2 Aremania Borneo acara ini terus di gelar setiap tahunnya dan untuk tempat bisa di Bontang, Samarinda, Balikpapan atau kota2 Lainnya. (Ayo sopo sing siap gawe tahun ngarep)

SUARA Suporter AREMA

SUARA Suporter AREMA

  • KAMI INI AREMANIA 
  • KAMI SELALU DUKUNG AREMA
  • DIMANA PUN BERADA 
  • KAMI SELALU ADA
  • KARNA KAMI "AREMANIA"


  •  KAMI AREMA SALAM SATU JIWA
  • DI INDONESIA KAN SLALU ADA
  • SLALU BERSAMA UNTUK KEMENANGAN 
  • KAMI AREMA 

Suporter AREMA terbaik Se.ASIA Dan Se.INDONESIA




Sepak bola tanpa fans atau suporter seperti  sup tanpa garam. Jadi mereka sangat erat kaitannya. Di Indonesia memiliki begitu banyak suporter yang akan mendukung klubya masing-masing agar senantiasa menang dalam setiap laga pertandingan. Salah satunya adalah suporter dari klub sepak bola Arema FC yang dikenal dengan Aremania. Beberapa kali aremania mendapat menghargaan berkaitan dengan tingkah pola dan tindakan suporter dalam lapangan sepak bola. Penghargaan tersebut diberikan kepada aremania kareka aremania membuktikan bahwa tidak selamanya suporter itu harus melakukan tindakan yang anarkis. Peanugrahan tersebut diberikan lantaran aremania merupakan pendukung dar Arema FC dan ini menjadi komonitas yang atraktif, terorganisir dan tidak bikin rusuh.
Dari awal berdirinya hingga saat ini aremania yang memiliki kekompakan dan kreatifitas yang dibangun aremania itu tergolong sangat unik. Dsanagt berbeda dengan beberapa suporter yang ada di Indonesia dan membela klubnya masing-masing,namun mereka tidak teroganisir dengan baik sehingga mereka berjalan sendiri dan tidak memiliki pengurus yang mengurusi kegiatan suporter tersebut.  Itu bedanya Aremania dengan suporter lainnya. Kebanyakan aremania sering melakukan hal yang berbentuk positif sehingga masyarakat menilai bahwa aremania merupakan suporter yang memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi. Suporter lainnya tidak memiliki susunan pengurus seperti ketua,bendahara,koordinator lapangan dan lain-lain.

Masyarakat menilai bahwa kekompakan dan kekreatifitasan membuat suporter aremania tergolong suporter yang kreatif. Dan pemerintah memberikan penghargaan terhadap aremania dengan penghargaan suporter terbaik se Indonesia dan juga se Asia.

Didalam kelompok suporter aremania antar sesama suporter saling mengingatkan jika salahseorang yang terkena hasutan maka teman yang lainnya menjadi penenang bagi yang lainnya. Semuanya tergantung dari pribadinya masing-masing sehingga mereka bisa menerima saat Arema FC mengalami kekalahan dalam pertandingan. Namun sebagian dari mereka juga kecewa saat Arema FC mengalami kekalahan dalam pertandingan ataupun kompetisi. Didalam pengrekkrutan anggota baru maka mereka memberikan sebuah pengertian kalau di Aremania tidak ada keributan dan kerusuhan yang menciptakan keburukan bagi masyarakat sekitarnya. Saat ada yang berbuat salah atau keluar dari koridor yang telah ditetapka oleh pengurus kelompok maka akan ada tindakan dari pihak Aremania sendiri.

Mereka semua sudah paham betul jika salah satu anggota salah maka yang lainnya berharap untuk mengingatkan, karena mereka tidak ingin memalukan nama klub dan pihak Arema FC. Penobatan sebagai suporter terbaik se Indonesia dan terbaik juga se Asia merupakan hal yang menjadi motivasi baik dari para pemain Arema maupun para anggota aremania. Selain memiliki tujuan dan pemahaman yang sama ada beberapa cara lain yang menjadikan aremania solid dalam satu kelompok. Seperti pengurusan organisasi massa yang melibatkan puluhan ribu peserta, suporter aremania mempunyai perencaan yang matang sehingga para anggora tidak membuat kerusuhan baik pertandingan di kandang maupun pertandingan tandang.

Torehan kisah AREMA

Rekor Kemenangan-Kekalahan Terbesar   

Menang

    (Kandang) 19-06-2011 Bontang FC (8-0)[6]
    (Tandang) 02-10-2010 Bontang FC (5-0)[7]

Kalah

    (Kandang) 28-02-2009 Persipura (0-5)
    (Tandang) 26-01-2003 Persipura (0-6)
    (Tandang) 07-03-2011 Persipura (1-6)

Prestasi

Gelar

    Piala Galatama

  •         Runner up (1): 1992

    Galatama

  •         Juara (1): 1992/93

    Divisi Satu

  •         Juara (1): 2004

    Piala Indonesia

  •         Juara (2): 2005, 2006
  •         Runner up (1): 2010

    Liga Super Indonesia

  •         Juara (1): 2009-10
  •         Runner up (1): 2010-11

    Piala Gubernur

  •         Runner up (1): 2008

    Piala Soeratin U-18

  •         Juara (1): 2007


     
  

Perjalan Sang Singa Bola AREMA

Perjalanan Arema di Galatama
Di awal keikut sertaan di Kompetisi Galatama, gerilya mencari pemain dilakukan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung.

Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Bandar Udara Abdul Rachman Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Paskhas TNI AU untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. “TNI-AU memberikan andil yang besar pada Arema.

Sempat ada kendala, yakni masalah dana –masalah utama yang kelak terus membelit Arema. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana.

Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.






Perjalanan Arema di Ligina

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan 2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18. Pada tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik.
Perjalanan Arema di ISL


Kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah kompetisi usai tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium).[4] Pelepasan Arema ini adalah dampak dari penjualan saham mayoritas PT Bentoel Investama, Tbk. ke British American Tobacco. Sebelumnya ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang menjadi satu, namun ditolak oleh Aremania. Arema pada musim kompetisi 2009-10 yang ditukangi oleh Robert Rene Alberts meraih gelar Juara Liga Super Indonesia dan Runner-up Piala Indonesia.

Perselisihan diantara AREMA dengan Bonek

Dalam sejarah sepak bola dimana saja, yang namanya permusuhan "mendarah daging" antar suporter pasti ada. Sebut saja seperti La Viola vs Juventini atau suporter Blackburn vs fans Manchester United. Di Indonesia pun, permusuhan antar suporter yang mendarah daging itu juga ada lo Ngalamers, salah satunya yakni Aremania vs Bonek. Aremania yang merupakan pendukung setia Arema Indonesia dan Bonek (suporter Persebaya Surabaya), dikenal seringkali berseteru sampai seakan-akan istilah "damai" akan cukup tabu untuk diharapkan terjadi diantara keduanya. Hal ini bisa sangat jelas dilihat ketika Kapolda Jawa Timur sampai turun tangan untuk mengambil kebijakan yang menegaskan kalau misal tim Arema tengah bertandang ke Surabaya untuk pertandingan, maka Aremania dilarang keras untuk ikut datang ke Surabaya. Begitupun sebaliknya, saat Persebaya Surabaya bertanding ke Malang, Bonek dilarang keras untuk menginjakkan kaki di Kota Malang ini.

Tentulah setiap perseteruan atau selisih paham selalu diawali dengan sebuah kisah dan alasan. Begitu pula dengan perseteruan yang terjadi diantara dua suporter yang sangat eksis dan terkenal di Nusantara itu. Lantas, tahukah Ngalamers apa yang mendalangi permusuhan antara Aremania dengan Bonek tersebut? - Berikut adalah beberapa opini yang berhasil HaloMalang kumpulkan dari beberapa sumber terkait pembahasan ini.

1. Tawuran saat ada konser di Tambaksari. Kejadian pertama bermula saat ada konser Kantata Takwa di Tambaksari, Surabaya pada 23 Januari 1990. Tepat sekitar 30 menit pertama saat konser dimulai, di depan panggung mulai 'dikuasai' arek-arek Malang. Mereka bersorak meneriakkan "Arema.. Arema.. Arema..". Arek-arek Surabaya yang kebetulan menjadi tuan rumah pun harus minggir dan 'terkalahan'. Namun tidak lama kemudian, arek-arek Surabaya kembali dengan membawa rombongan lebih banyak lagi dan berusaha 'memukul mundur' arek-arek Malang hingga keluar dari Tambaksari. Di luar stadion, tawuran pun tak terelakkan dan terus berlanjut sampai di Stasiun Gubeng, Ngalamers. Tawuran serupa juga kembali terjadi di bulan Juni 1992 pada konser Sepultara yang kebetulan juga diadakan di Tambaksari. Saat itu, arek Surabaya sudah siap menguasai depan panggung mulai awal. Arek Malang bahkan langsung dihalau begitu masuk Tambaksari. Tak lama kemudian, tawuran pun kembali terjadi.

2. Pemberitaan media yang dianggap tidak adil. Kecemburuan suporter Malang pada pemberitaan media yang ada di Jawa Timur (Jatim) kala itu. Hal itu dipicu dengan sangat kecilnya pemberitaan di media ketika Arema atau Persema Malang menang dalam pertandingan. Sementara pemberitaan Persebaya sangat besar dan hampir selalu menjadi headline meski klub yang didukung Bonek itu hanya melakukan latihan rutin atau sekedar mengisi waktu senggang.

3. Pendahulu Persebaya yang sangat meremehkan Malang. Pendahulu Persebaya seperti H. Barmen dan Mudayat cukup dikenal sangat meremehkan dan merendahkan tim-tim Malang. Mereka mengatakan kalau tidak akan ada ceritanya Persebaya bisa dikalahkan tim-tim asal Malang, menahan imbang saja mereka (tim-tim Malang) sangat kesulitan. Pernyataan itu bahkan ditulis di media. Hal ini tentunya sangat menyakiti dan menyulut sensitivitas suporter Malang yang merasa direndahkan (orang Surabaya) dan dianaktirikan (media terbesar Jatim). Terlebih, ada isu bahwa suporter Surabaya akan bertandang ke Malang. Merasa tertantang, Arema sudah siap mencegat Bonek di Lawang. Namun sampai pertigaan Karanglo, Singosari, Arema yang hendak ke utara dihalau dan ditangkapi polisi/Kodim. Akhirnya, sebagian suporter melampiaskan kemarahannya dengan memecahkan kaca-kaca mobil plat L. Sementara di Gajayana sendiri, bentuk perlawanan terhadap dedengkot Surabaya itu diwujudkan dalam spanduk-spanduk bertuliskan "Kalahkan Persebaya, Bungkam Mulut Besar Barmen dan Mudayat" atau "Barmen & Mudayat Haram Masuk Kota Malang".

4. Pemberitaan yang terkesan mengadu domba. Judul berita di media yang cukup berbau 'mengadu domba' pun juga sempat memicu perseteruan antar kedua suporter tim sepak bola Malang dan Surabaya itu. Seperti contohnya "Pemain Persebaya Dijadikan Sansak Hidup Pemain Persema" dalam laga Persema vs Persebaya, yang memang sebelumnya diprediksi akan panas menyusul pernyataan Barmen dan Mudayat. Dalam laga itu, Persema melakukan pemanasan di gawang selatan dan Persebaya di gawang utara. Setelah koin tost, ternyata posisinya berpindah (Persema ke utara, Persebaya ke selatan). Pada perpindahan itulah beberapa pemain Persema ada yang terlihat sengaja menabrak pemain Persebaya hingga ada yang terjatuh. Inilah yang ditulis media tersebut dengan "Pemain Persebaya Dijadikan Sansak Hidup Pemain Persema". Tentulah pemberitaan tersebut sanggup menyulut api kemarahan dan dendam pada arek-arek Surabaya, Ngalamers.

5. Pendahulu suporter sepakbola Malang yang bangga dicap "perusuh" dan "pemberani". Suporter sepakbola Malang pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an masih berasal dari peleburan para geng-geng yang sebelumnya sangat gemar tawuran antar-kampung hingga cukup banyak memakan korban. Dengan dimediatori Bung Ovan Tobing, mereka akhirnya berdamai dan pada akhirnya menyatu dalam bendera "AREMA" (tanpa 'NIA'), yang artinya "Arek Malang". Merekalah yang akhirnya sangat setia mendukung tim asal Malang (baik Persema maupun Arema). Dengan latar belakang seperti itu, suporter Malang (masih) sangat bangga jika dicap "perusuh" dan "pemberani".

Bagaimana pendapat Ngalamers akan poin-poin penyebab awal perseteruan antar Aremania vs Bonek yang dimunculkan tersebut?

Woensdag 03 April 2013

Sejarah Singkat AREMA

Persatuan sepakbola Arek Malang atau lebih dikenal dengan sebutan Arema Malang adalah sebuah klub profesional yang berkedudukan di Kota Malang, Jawa Timur.  Semula tim yang lahir pada 11 Agustus 1987 atas dasar prakarsa Acub Zaenal, pencetus lahirnya klub Galatama, ini bernama Aremada, yang merupakan gabungan klub lokal Malang Armada 86 dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema 86.

Upaya untuk mempertahankan klub Galatama Arema 86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena kesulitan dana. Dari sinilah, Acub Zaenal bersama putranya Lucky, lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema 86 agar bisa tetap bertahan.

Nama Arema 86 pun diubah menjadi Arema dan ditetapkan berdirinya pada 11 Agustus 1987 sesuai akte notaris Pramu Haryono SH No 58. Sejak saat itu, Arema mulai menggelar persiapan layaknya sebuah tim profesional. Baik itu menyangkut skuad timnya maupun fasilitas bagi semua pemain dan ofisialnya.

Prestasi klub Arema dikancah sepakbola nasional terbilang pasang surut. Hal itu karena tergantung pembiayaan klub yang menjadi kendala utama. Maklum saja karena bukan klub "Plat Merah", sehingga tidak mendapatkan kucuran dana APBD. Meski demikian, mahkota juara Galatama pernah mereka rebut pada musim kompetisi 1992/93.

Sejak mengikuti Liga Indonesia, gabungan klub dari Perserikatan dan Galatama, Arema tercatat pernah tiga kali masuk putaran kedua atau babak delapan besar. Namun kendala finansial terus saja menghimpit perjalanan klub ini, hingga akhirnya diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003.

Akibat krisis keuangan itu pun membuat Arema turun kasta di divisi satu. Tapi dengan kekuatan finansial baru, Arema hanya satu musim berada di divisi satu dan kembali promosi dengan status sebagai juara. Sejak saat itu prestasi Arema cenderung stabil hingga menembus Superliga, kompetisi kasta tertinggi di tanah air yang baru pertama kali digulirkan musim ini.

Kini Arema bernaung di bawah PT Arema Indonesia, yang dibentuk berdasarkan akta pendirian No. 43 tertanggal 3 September 2004 yang diperkuat dengan SK Menteri Hukum dan HAM No. C-17398 HT.01.01/2005 tertanggal 23 Juni 2005. Tahun 2009, terjadi perubahan struktur organisasi  sejalan dengan PT Bentoel Investama melepas kepemilikan PT Arema Indonesia. Kendali perusahaan dijalankan konsorsium yang terdiri beberapa pengusaha, birokrat dan lintas profesi yang peduli terhadap eksistensi Arema Indonesia. PT Arema Indonesia berkecimpung dalam pengelolaan sepak bola professional.

Pada musim 2011/12, Arema mengalami dualisme seiring dengan dualisme kompetisi di Indonesia, yakni Superliga Indonesia (ISL) di bawah naungan PT Liga Indonesia dan Liga Prima Indonesia (IPL) di bawah naungan Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

Meski ada dua tim yang masing-masing bermain di kompetisi yang berbeda, namun mereka tetap menggunakan satu sponsor yang sama di kostum resmi mereka.

Musim 2012/13, Arema kembali melakukan sejarah. PT Pelita Jaya Cronous melakukan akuisisi. Keadaan ini membuat Arema kini sejajar dengan Cronous Pelita Jaya yang punya kepemilikan untuk Brisbane Roar dan CS Visse